Pages

Sunday, October 10, 2010

Siri 1: Monolog Seorang Pencinta

Salam dari seorang Umairah... (Ini hanya merupakan satu percubaan untuk menghasilkan sebuah cerpen... Wallahu'alam bagaimana hasilnya.... Tak tahu lar jadi cerpen ke apa... Erm,... dalam cerpen ni mmg tiada dialog ataupun cerita sangat kerana ianya sebuah monolog...)

"Ya Allah seandainya dia tercipta untukku, maka redhakanlah hatiku untuk menerima cinta dan dirinya dan jika dia bukan untukku, damaikanlah hatiku dengan ketentuanMu, Hadirkanlah insan sepertinya untuk aku curahkan rasa kasih dan sayang pada jalan yang Engkau redhai. Amin...."

Hanya Allah sahajalah yang Maha Kuasa menyatukan hati-hati manusia, sebagaimana firmanNya:

"Jika kamu belanjakan seluruh isi bumi (untuk menyatukan hati manusia) nescaya kamu tidak akan dapat menyatukan hati mereka melainkan Allah jua yang menyatukan mereka."
(Surah Al-Anfal 8:63)


Terasa begitu syahdu sekali tatkala doa ini kupanjatkan... Lantas aku terfikir...

"Layakkah aku meminta cinta sedangkan diriku sendiri belum tulus memberikan cinta?"

Aku ini insan yang kerdil lagi hina. kadang aku terasa seperti aku ini manusia yang tamak. Betapa banyak kurniaan Ilahi, belum pun ku manfaatkan sebaik-baiknya, apatah lagi untuk ku syukuri, tetapi aku sudah meminta cinta. Entah apa yang aku faham tentang cinta pun aku tak pasti. Apa yang aku tahu cinta itu adalah kurniaan dari Ilahi. Sebab itulah aku meminta pada sang pemiliknya.. Tanpa cinta dari sang pemilik cinta, maka siapalah aku di muka bumi ini bagaikan musafir kehausan ditengah padang tandus, dan aku hanya keseorangan.....
Bukan senang jika mahu berbicara tentang cinta, untuk memikirkannya pun sudah membuatkan aku rasa malu, apatah lagi kalau mahu berkongsi rasa tentang cinta.... Teringat cerita 'Ketika Cinta Bertasbih'... dialog Anna Althafunnisa':


Sekalipun cinta telah mampu kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar,
namun jika cinta kudatangi,
aku jadi malu pada keteranganku sendiri....
Meskipun lidah telah mampu menguraikan,
namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang,
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskan....
Kata-kata pecah berkeping-keping,
Begitu sampai kepada cinta...
Dalam menguraikan cinta,
Akal berbaring tak berdaya,
Bagaikan keldai berbaring di dalam lumpur,...
Cinta sendirilah yang mampu menguraikan...
CINTA DAN PERCINTAAN....



Astaghfirullahalazim... Aku khilaf... Mengapakah aku ini menjadi hamba yang sering terlupa?? Kenapa sampai malu untuk berbicara tentang cinta??? Sewajarnya tidak begitu... Tidak cintakah aku pada abi dan umi??? tidak cintakah aku pada abang, kakak, dan adik-adikku??? tidak cintakah aku pada sahabat-sahabat seperjuanganku?? tidak cintakah aku pada guru-guru yang tak mengenal jemu mendidikku??? dan tidakkah aku mencintai Allah s.w.t.... Penciptaku???
 

Kenapa berpandangan sempit meletakkan rasa cinta pada pasangan berlainan jantina semata-mata??
 

Bahkan selayaknya rasa cinta itu perlu diterjemahkan samada melalui lisan, tulisan, dan jika mampu pada perbuatan... Seseorang yang mencintai Allah sentiasa mendahului Allah dalam setiap urusan kehidupannya, tak mudah kalah dan melatah dengan dugaan di dunia dan terlalai dengan nikmat sementara...

Abu Tawwab telah bersyair, menyatakan tanda-tanda seorang Muhib,


Janganlah engkau tertipu,
Seorang kekasih itu punya tanda,
Punya hadiah untuk kekasihnya,
Pahit balaNya dirasakan nikmat,
Diterima gembira apa pun yang Dia perbuat,
Tidak diberi pun tidak mengapa,
Kefakiran dianggap penghormatan sahaja,
Kau lihat keinginannya,
Hanyalah mentaati kekasihnya,
Kau lihat mukanya berseri,
Hanya si Dia yang ada di hati,
Dia taat segala ucapanNya......








Bersambung.......



No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails